Minggu, 19 Agustus 2012

Mengenal Lebih Dekat Desa Pamijahan, Tasikmalaya Jawa Barat

Objek Wisata Religi Pamijahan

Pamijahan merupakan objek wisata religius yang terletak di desa Pamijahan Kecamatan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya.Luas areal yang menjadi objek wisata kurang lebih 25 hektar. Pada umumnya wisatawan yang berkunjung ke lokasi ini mempunyai minat khusus yaitu berziarah, sehingga objek wisata ini sangat kental dengan acara-acara ritual keagamaan.

Seperti halnya obyek wisata lain keramaian pengunjung pada obeyek wisata Pamijahan juga fluktuatif. Ramainya pengunjung ke Pamijahan bertepatan dengan hari besar Islam, dalam hal ini bulan Maulid merupakan puncak ramainya pengunjung ziarah ke tempat tersebut.
 
Dilokasi sejarah ini terdapat Makam Waliyulloh Syekh Abdul Muchyi yakni salah seorang ulama yang menyebarkan agama Islam di wilayah Jawa Barat. Disamping itu terdapat pula Makam Sembah Khotib Muwahid, Sembah Kudrot, Sembah Dalem Yudanegara, dan Sembah Dalem Sacaparana.

Adapun fasilitas yang tersedia adalah Makam  Syekh Abdul Muchyi, Makam Sembah Khotib Muwahid, Sembah Kudrot, Sembah Dalem Yudanegara, dan Sembah Dalem Sacaparana, Go Safarwadi , Pondokan, Kios-kios Makanan, Tourism Information Center dan Are Parkir yang luas.
 
Jarak tempuh dari Pusat Kota Tasikmalaya sekitar 65 Km ke arah selatan atau sekitar 1,5 jam dengan kondisi jalan yang  tidak rata atau bergelombang, jika menggunakan angkutan umum, dapat menggunakan Bis Mikro dari Terminal Bis Tipe A Tasikmalaya dan hanya mengeluarkan ongkos sekitar Rp.15.000 - Rp.20.000.
 
Jika berkunjung kesini tidak ada salahnya melanjutkan perjalanan menuju Pantai Cipatujah yang hanya memiliki Jarak Tempuh sekitar 30 Km  atau memakan waktu 45 menit.

A. PROSPEK PASAR 

Obyek wisata Pamijahan banyak dikunjungi wisatawan nusantara. Sampai saat ini belum tercatat wisatawan mancanegara yang berkunjung ke obyek wisata Pamijahan. Sementara jumlah wisatawan Nusantara yang berkunjung ke tempat tersebut pada periode tahun 1997-2000 bernjumlah 1.566.388 orang. Rata-rata obyek wisatawan nusantara yang berkunjung ke obyek wisata Pamijahan berjumlah 522.129 orang pertahun. Dilihat dari target dan realisasi pendapatan objek wisata Pamijahan cukup besar dibanding dengan objek wisata lain. Berdasarkan data tahun 2000 target pendapatan sebesar Rp 82.076.000 realisasi dapat mencapai angka Rp 88.395.500 atau 107 %. Hal ini membuktikan bahwa obyek wisata Pamijahan sangat prospektif dan cukup besar memberikan kontribusi terhadap PAD Kabupaten Tasikmalaya.

B. PELUANG INVESTASI 

Untuk menunjang obyek wisata Pamijahan dirasakan perlu dibangun sarana akomodasi yang lebih representatif yang mememnuhi syarat kesehatan terutama privasi sebagai tempat istirahat. Kalaupun berbentuk barak-barak seperti yang selama ini dikerjakan oleh penduduk setempat, namun dapat dilakukan penataan yang lebih representatif.

Agar dapat memberikan pelayanan yang lebih prima terhadap para penziarah dari “segmen pasar lain”, mungkin bisa dipikirkan sebuah alternatif, dengan dibangunnya penginapan yang lebih menjamin privasi. Adapun pembangunan lokasi penginapan tersebut tidak terlalu dekat dengan obyek wisata untuk menghindari kesan menyaingi penginapan yang dikelola oleh penduduk setempat
 
Sumber Artikel (http://www.tasikmalayakab.go.id)



Beberapa Objek Wisata di Pamijahan, Tasikmalaya

Goa ‘menuju’ Mekkah di Pamijahan Tasikmalaya

Masih menjadi kepercayaan bagi sebagian orang Jawa Barat, khususnya di daerah Priangan Timur, bila akan melaksanakan ibadah haji ke Tanah Suci harus berziarah terlebih dahulu ke Goa Pamijahan.
Goa yang terletak di Desa Pamijahan, Kecamatan Bantarkalong, Kabupaten Tasikmalaya, adalah sebuah eksotika alam yang sudah menjadi tempat wisata spiritual.

Di area goa ini terdapat makam Waliyullah Safardi, keluarga dan pengiringnya yang merupakan penyebar agama Islam.
Hal lain yang membuat goa ini dikenal masyarakat yaitu karena adanya mitos yang menyebut goa ini dapat menembus ke Mekkah.

Di dalam Goa Pamijahan memang terdapat semacam lorong-lorong menuju mulut goa yang lain, tapi sayang sudah tertutup batu yang runtuh.
Selain itu, goa yang dahulu dijadikan tempat penyebaran Islam ini memiliki sekat-sekat yang membentuk ruangan-ruangan. Juru kunci menyebut ruangan-ruangan itu sebagai tempat pertapaan, pesantren, mushola, dan mimbar.
 
Satu bagian paling terkenal dari goa ini adalah bagian “peci haji”. Setiap orang yang berkunjung ke sana harus jongkok karena atapnya rendah, dan disarankan untuk memasukkan kepala ke lubang-lubang yang membentuk peci haji agar keinginannya pergi haji ke Mekkah dapat terwujud.

Makam Syekh Haji Abdul Muhyi, Pamijahan


Tak dipungkiri, ziarah telah menjadi tradisi bagi sebagian masyarakat Indonesia. Tradisi itu tak hanya dilakukan terhadap leluhur, orangtua, atau anggota keluarga yang dicintai. Tradisi juga itu meluas dengan berziarah ke makam tokoh penyebar agama yang penuh karisma dan sangat dihormati.

Tak semua peziarah mengunjungi makam tokoh agama untuk meminta sesuatu yang berkenaan dengan hajat hidupnya. Sebagian di antaranya berziarah justru untuk mendapatkan ketenangan jiwa dan pikiran. Dengan cara itu akan tumbuh kembali motivasi dan kesadaran beragama setelah disibukkan oleh rutinitas yang melelahkan.

Salah satu obyek wisata religius di Tatar Sunda yang banyak diziarahi orang adalah makam Syekh Haji Abdul Muhyi.  Makam ini terletak di Desa Pamijahan, Kecamatan Bantarkalong, 65 kilometer arah selatan dari pusat kota Tasikmalaya. Menjelang puasa dan bulan Maulud, obyek wisata ziarah ini ramai dikunjungi. Tiap tahun tak kurang dari 500.000 orang berkunjung ke kompleks pemakaman itu.

Peziarah mengunjungi makam Syekh Haji Abdul Muhyi untuk shalat dan berdoa, kemudian melanjutkan perjalanan ke Goa Safarwadi yang tak jauh dari lokasi makam. Di goa itu terdapat petilasan Syekh Haji Abdul Muhyi, seperti pertapaan, masjid, batu Peci Haji, dan tempat yang dulunya dipercaya sebagai pesantren. Terdapat pula stalaktit (hasil sedimentasi yang mengantung di langit-langit goa) dan stalagmit (sedimentasi yang terbentuk di dasar goa) yang menambah pesona goa tersebut.

Goa Safarwadi

Nama Safarwadi berasal dari bahasa Arab, yaitu “safar” (jalan) dan “wadi” (lembah/jurang). Jadi, Safarwadi adalah jalan yang berada di atas jurang, sesuai dengan letaknya di antara dua bukit di pinggir  kali.

Goa Safarwadi merupakan salah satu tujuan utama peziarah yang berkunjung ke Pamijahan. Panjang lorong goa sekitar 284 meter dan lebar 24,5 meter. Peziarah bisa menyusuri goa dalam waktu dua jam.

Salah satu bagian goa yang paling sering dikunjungi adalah hamparan cadas berukuran sekitar 12 meter x 8 meter yang disebut sebagai Lapangan Baitullah. Tempat itu dulu sering dipakai shalat Abdul Muhyi bersama para santrinya.

Di samping lapangan cadas itu terdapat sumber air Cikahuripan yang keluar dari sela-sela dinding batu cadas. Mata air itu terus mengalir sepanjang tahun. Oleh masyarakat sekitar, air itu dipopulerkan sebagai air “zamzam” Pamijahan. Air itu dipercaya memiliki berbagai khasiat.

Menjelang Ramadhan, para peziarah di Pamijahan tak lupa membawa botol air dalam kemasan, bahkan jeriken, untuk menampung air “zamzam” itu. Dengan minum air itu, badan diyakini tetap sehat selama menjalankan ibadah puasa.

Siapa Syekh Haji Abdul Muhyi?

Tokoh ulama yang lahir di Mataram tahun 1650 ini adalah tokoh agama yang diziarahi di Pamijahan. Abdul Muhyi tumbuh dan menghabiskan masa mudanya di Gresik dan Ampel, Jawa Timur. Ia pernah menuntut ilmu di Pesantren Kuala Aceh selama delapan tahun. Ia kemudian memperdalam Islam di
Baghdad pada usia 27 tahun dan menunaikan ibadah haji.

Setelah berhaji, ia kembali ke Jawa untuk membantu misi Sunan Gunung Jati menyebarkan agama Islam di Jawa Barat. Awalnya Abdul Muhyi menyebarkan Islam di Darma, Kuningan, dan menetap di sana selama tujuh tahun. Selanjutnya, ia mengembara hingga ke Pameungpeuk, Garut selatan, selama setahun.

Abdul Muhyi melanjutkan pengembaraannya hingga ke daerah Batuwangi dan Lebaksiuh. Setelah empat tahun menetap di Lebaksiuh, ia bermukim di dalam goa (sekarang dikenal sebagai Goa Safarwadi) untuk mendalami ilmu agama dan mendidik para santrinya.
Bersama para santrinya, Abdul Muhyi menyebarkan Islam di Kampung Bojong, sekitar 6 km dari goa. Sekarang tempat itu lebih dikenal sebagai Kampung Bengkok. Sekitar 2 kilometer dari Bojong, ia mendirikan perkampungan baru yang disebut Kampung Safarwadi. Kampung itu kemudian berganti nama menjadi Pamijahan, yang artinya tempat ikan bertelur (memijah).

Di Kampung Pamijahan ia mendirikan rumah tinggal dan masjid -sekarang menjadi kompleks Masjid Agung Pamijahan-sebagai tempat beribadah dan pusat pendidikan Islam. Tahun 1730 Syekh Haji Abdul Muhyi meninggal dunia karena sakit. Ia dimakamkan di dekat Goa Safarwadi. Karena dipandang sebagai wali, makam dan goa itu dikeramatkan dan banyak dikunjungi peziarah.



Infrastruktur Wisata Religi Pamijahan Terabaikan


Infrastruktur kawasan wisata religi Pamijahan di Desa Pamijahan, Kecamatan Bantarkalong, Kabupaten Tasikmalaya, belum tertata dengan baik, padahal jumlah pengunjung domestik mencapai jutaan setiap tahunnya.

Menurut Anggota Fraksi PPP DPRD Kabupaten Tasikmalaya, yang juga warga setempat, Hidayat Muslim, jumlah pengunjung diperkirakan mencapai ratusan ribu orang ketika memasuki bulan maulid dalam kalender Islam, serta pada saat memasuki bulan suci Ramadan.

Namun, tidak jarang karena kondisi jalan masuk sempit, membuat lalu lintas macet sampai puluhan kilometer, karena banyak pengunjung yang datang menggunakan bus. Begitupun di area parkir yang sempit, membuat kendaraan parkir meluber sampai memenuhi badan jalan di pintu masuk. Keadaan itu diperparah dengan penataan pedagang kaki lima yang tidak teratur.

Menurut Hidayat Muslim, lebar badan jalan masuk ke sana hanya sekitar empat meter. Padahal di daerah tersebut banyak tikungan tajam, dan kalau berpapasan, salah satu pemakai jalan berhenti dahulu, atau mengalah untuk mundur sambil mencari tempat yang lebih lebar.
Semestinya jalan ke sana lebih lebar atau mesti lebih enam meter, sehingga mobil-mobil besar bisa leluasa masuk, dan masyarakat di sepanjang jalan tidak terganggu.

Bahkan tempat parkir mobil di pintu masuk juga mestinya sudah diperlebar, sehingga parkir tidak sampai menggunakan badan jalan. Menurut Hidayat, kondisi lainnya yang tidak kalah pentingnya adalah tidak adanya seorang dokter di Puskesmas Pamijahan.
"Padahal pengunjung yang datang ratusan ribu itu bukan hanya dari pulau jawa saja, melainkan ada yang datang dari Jambi, Lampung, Kalimantan, Sulawesi, dan lain-lain. Sering bila ada yang jatuh sakit, tidak bisa ditangani di sana dan akhirnya dibawa ke tempat lain yang jaraknya sangat jauh," kata Hidayat.




3 komentar:

  1. Terima Kasih infonya, bisa jadi referensi Saya nih

    BalasHapus
  2. The Ultimate Guide to Betting Online | Lucky Club Live
    Betting on Football and Football is a luckyclub.live sport that needs only one team. and the football betting market, and therefore, ðŸ“± Betting on Soccer: OddsTrading Markets📱 Live Betting: Betway Markets🤵 Live Betting: Betway Markets

    BalasHapus
  3. Borgata Hotel Casino & Spa - Mapyro
    Property LocationWith a stay at 여수 출장안마 Borgata Hotel Casino & Spa, you'll be centrally located in 여주 출장마사지 Atlantic City, steps from Golden Nugget Atlantic 춘천 출장안마 City Casino & 진주 출장샵 Spa, 김제 출장샵

    BalasHapus